Strategi Memperbesar Passive Income di Tengah Volatilitas IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah diliputi volatilitas membutuhkan strategi investasi yang tidak hanya fokus pada capital gain, tetapi juga pada passive income yang didapat dari dividen. Strategi ini disebut dividend investing. Salah satu pendekatan efektif untuk dividend investing adalah membangun portofolio saham yang membagikan dividen setiap bulannya, atau Monthly Dividend Investing. Dengan merancang portfolio yang berisi saham-saham yang bagi dividen di bulan januari hingga desember, investor dapat menikmati cash flow rutin dari dividen setiap bulannya. Strategi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga saham, tetapi juga menciptakan keamanan yang lebih dalam berinvestasi di tengah kondisi pasar yang tidak pasti.

Mengapa Monthly Dividend Investing itu Penting?

Strategi Monthly Dividend Investing memberikan stabilitas finansial karena investor tidak perlu menunggu lama untuk menerima pendapatan. Misalnya, saham BBRI membagikan dividen pada Januari, sementara saham AMOR di Februari, saham BMRI dan BBNI di April, dan seterusnya hingga Desember. Pola ini memastikan aliran kas masuk secara rutin, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas di dalam Rekening Dana Nasabah (RDN) investor, dan juga bisa memperbesar compounding effect dengan re-investasi dividen yang diterima.

Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada seleksi saham berdasarkan fundamental yang kuat. Perusahaan dengan kinerja keuangan stabil dan komitmen tinggi terhadap dividen lebih mampu mempertahankan kebijakan ini, bahkan di tengah gejolak pasar.

Membangun Portofolio Berdasarkan Kalender Dividen

Berikut adalah contoh saham-saham yang dapat dijadikan acuan untuk membangun portofolio dividen bulanan:

  • Januari : BBRI
  • Februari : AMOR
  • April : BBRI, BMRI, BBNI, ITMG
  • Mei : ASII, UNTR, BJBR, BJTM, BNGA
  • Juni : PTBA
  • Juli : IPCC & DMAS
  • Agustus : SMSM
  • September : BSSR
  • Oktober : ASII, UNTR, HEXA
  • November : ITMG & SMSM
  • Desember : DMAS & IPCC

Dengan menyebar investasi ke beberapa saham tersebut, investor dapat memastikan penerimaan dividen setiap bulan. Namun, penting untuk memverifikasi jadwal dividen tahunan masing-masing perusahaan, karena tanggal pembagian dapat berubah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Analisis Fundamental : Cara Memilih Saham Dividen

Untuk memastikan keberlanjutan dividen, analisis fundamental wajib dilakukan. Berikut parameter utama yang perlu diperhatikan:

  • Kesehatan Keuangan Perusahaan
    Evaluasi laporan keuangan untuk memastikan perusahaan memiliki laba bersih konsisten dan arus kas operasional (operating cash flow ) dan arus kas bebas (free cash flow) yang positif. Misalnya, saham ASII dan UNTR yang bergerak di sektor otomotif dan alat berat, memiliki rekam jejak pendapatan & laba yang cukup stabil dan disertai operating cash flow & free cash flow yang selalu positif.

  • Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio )
    Pilih perusahaan dengan rasio pembayaran dividen yang seimbang, gak terlalu besar dan juga gak terlalu kecil (35-85% dari laba bersih). Contohnya, BMRI dan BBNI yang berada di sektor perbankan, seringkali membagikan dividen dengan rasio di kisaran 55-60%, mencerminkan keseimbangan antara pembagian laba lewat dividen dan komitmen untuk re-investasi laba untuk pertumbuhan bisnis.

  • Dividend Yield dan Pertumbuhan Dividen
    Ada bagusnya Dividend yield tinggi (> 7%) dibarengi juga dengan pertumbuhan bisnis dari perusahaannya, sehingga bisa mendorong pertumbuhan dividen (dividend growth). Saham BBRI & BMRI misalnya, memiliki potensi dividen menarik ditambah juga didukung oleh pertumbuhan labanya yang cukup bagus & konsisten.

  • Struktur Modal dan Utang
    Pilih perusahaan yang memiliki Current Ratio yang lebih dari 100%. itu pertanda Perusahaan punya aset lancar yang lebih dari cukup untuk melunasi semua utangnya dan masih punya sisa aset lancar untuk bagi dividen. Contoh emiten seperti ITMG yang memiliki Current Ratio 450% artinya aset lancarnya 4.5x lipat lebih besar daripada semua utang jangka pendeknya, dan itu berarti ITMG punya aset lancar yang banyak untuk bisa bagi dividen.

Diversifikasi Sektor untuk Mitigasi Risiko

Portofolio dividen bulanan harus mencakup saham dari sektor yang berbeda untuk mengurangi risiko spesifik. Contoh:

  • Sektor Perbankan : BBRI, BMRI, BBNI, BJBR, BNGA
  • Sektor Otomotif : ASII, AUTO, SMSM, MPMX
  • Sektor Energi & Komoditas : ITMG, PTBA
  • Sektor Alat Berat & Infrastruktur : UNTR, HEXA, IPCC

Diversifikasi ini melindungi investor dari gejolak di satu sektor. Misalnya, jika harga batubara turun, saham ITMG atau PTBA mungkin terpengaruh, tetapi saham perbankan atau konsumer masih dapat memberikan dividen stabil.

Strategi Re-investasi Dividen untuk Pertumbuhan Jangka Panjang

Re-investasi dividen yang diterima dapat memperbesar keuntungan secara eksponensial. Misalnya, dividen dari saham BBRI di Januari dapat dialihkan untuk membeli saham AMOR di Februari, lalu dividen dari saham AMOR bisa dibelikan saham BMRI dan BBNI yang bagi dividen di bulan april, dan seterusnya. Dengan demikian, jumlah kepemilikan saham bertambah tanpa perlu menambah modal awal. Strategi ini efektif jika dikombinasikan dengan perusahaan yang memiliki dividend growth , seperti saham BMRI dan BBNI yang secara historis meningkatkan nilai dividen per saham setiap tahun.

Kesimpulan : Strategi Memperbesar Passive Income di Tengah Volatilitas IHSG

Dengan membangun portofolio berdasarkan kalender dividen bulanan dan menerapkan analisis fundamental, investor dapat mengubah ketidakpastian IHSG menjadi peluang. Fokus pada perusahaan dengan rekam jejak dividen kuat, struktur keuangan sehat, dan diversifikasi sektoral akan memastikan cash flow stabil sepanjang tahun. Di tengah volatilitas, strategi ini tidak hanya melindungi modal, tetapi juga memperbesar keuntungan melalui pendapatan pasif yang konsisten.