Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan prospek bisnis yang cerah di tahun 2024. Dengan fokus pada segmen corporate, pertumbuhan anak usaha seperti hibank, dan transformasi digital, saham BBNI menarik perhatian investor. Mari kita simak prospek saham BBNI di masa depan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.
Pertumbuhan Kredit Segmen Corporate
BBNI memproyeksikan pertumbuhan kredit di kisaran 10%-12% secara tahunan pada akhir 2024, dengan fokus pada segmen bisnis yang sehat, baik itu korporasi maupun konsumer. Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini, menyatakan bahwa BNI akan terus fokus pada segmen bisnis yang sehat untuk mendukung pertumbuhan kredit.
Hingga September 2024, BNI menyalurkan kredit senilai Rp735,02 triliun, naik 9,48% year-on-year (YoY). Pertumbuhan kredit ini didorong oleh segmen korporasi yang naik 15,1% YoY menjadi Rp409,2 triliun dan segmen konsumer yang naik 14,6% YoY menjadi Rp137 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) juga tumbuh 10,3% YoY menjadi Rp60,1 triliun, sementara Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17% YoY menjadi Rp52,1 triliun.
Pertumbuhan Hibank sebagai Anak Usaha
Hibank, anak usaha BNI yang fokus pada pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Pembiayaan segmen UMKM di hibank tumbuh sebesar 72% YoY, dan BNI Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 370% YoY yang didominasi oleh pembiayaan konsumer. Pertumbuhan ini merupakan dampak positif dari ceruk bisnis baru yang menjadi kekuatan korporasi di periode selanjutnya.
Hibank konsisten memperkuat pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia, yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan kredit secara konsolidasi. Total kredit BNI sepanjang kuartal I-2024 tercatat sebesar Rp695,16 triliun, tumbuh 9,6% YoY dari Rp634,3 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Transformasi Digital lewat Aplikasi Wondr by BNI
Transformasi digital menjadi salah satu pilar utama strategi BNI untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan layanan. Aplikasi Wondr by BNI adalah contoh nyata dari upaya ini. Aplikasi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan nasabah dengan fitur-fitur inovatif seperti pembayaran, investasi, dan lain-lain, semua dalam satu platform.
Dengan Wondr by BNI, BNI berusaha meningkatkan pengalaman nasabah melalui layanan digital yang lebih cepat dan mudah diakses. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperkuat posisi BNI sebagai bank yang adaptif dan inovatif di era digital.

Proyeksi Kinerja Keuangan dan Outlook Masa Depan
CGS-International memproyeksikan laba bersih BNI di tahun 2024 mencapai Rp24,6 triliun, tumbuh 17,5% YoY dibandingkan tahun 2023. Proyeksi ini didukung oleh kualitas kredit yang terjaga, akselerasi ekspansi kredit pada segmen berisiko rendah, dan peningkatan fee-based income dari berbagai layanan transaksi nasabah.
BNI juga menunjukkan perbaikan kualitas aset yang konsisten. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross BNI turun ke level 2,0% dari 2,8% pada kuartal I-2023. Coverage ratio NPL mencapai 330,2%, dan LaR coverage ratio sebesar 50,4% pada kuartal I-2024, menunjukkan kemampuan BNI dalam mengelola risiko kredit dengan baik.

Baca juga : Prospek Saham BMRI (Bank Mandiri)
Kesimpulan : Prospek Saham BBNI
Dengan fokus pada segmen corporate, pertumbuhan hibank sebagai anak usaha, dan transformasi digital lewat aplikasi Wondr by BNI, prospek saham BBNI terlihat sangat cerah. Pertumbuhan kredit yang kuat, kualitas aset yang terjaga, dan inovasi digital membuat BNI menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor jangka panjang.