PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak dalam industri jamu dan farmasi. Dengan produk-produk ikonik seperti Tolak Angin, SIDO telah membangun reputasi yang kuat di pasar. Dalam artikel ini, kita akan membahas prospek saham SIDO tahun 2025, termasuk potensi pertumbuhan bisnis, katalis positif dan negatif yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, serta proyeksi dividen.
Kinerja Bisnis SIDO
Pada tahun 2023, SIDO mengalami penurunan laba bersih sebesar 13,95%, menjadi Rp950,64 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 7,75%, yang mencapai Rp3,56 triliun. Meskipun demikian, perusahaan berhasil menekan biaya produksi dan bahan baku, sehingga gross profit margin meningkat menjadi 56,61% dibandingkan dengan 56,1% pada tahun sebelumnya.Kinerja produk utama SIDO, terutama Tolak Angin, tetap kuat. Pada kuartal III/2024, penjualan Tolak Angin menunjukkan pertumbuhan yang baik meskipun ada penurunan secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa produk jamu herbal masih memiliki daya tarik di pasar.
Prospek Pertumbuhan Bisnis SIDO untuk 2025
Manajemen SIDO optimis bahwa pertumbuhan bisnis dapat kembali ke jalur positif dengan target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di atas 10% pada tahun 2025. Beberapa strategi yang akan diterapkan untuk mencapai target ini antara lain:
- Peningkatan Penetrasi Pasar: SIDO akan fokus pada penetrasi pasar domestik dengan memperluas distribusi produk. Strategi ini termasuk kolaborasi dengan influencer dan kampanye pemasaran di media sosial untuk menjangkau konsumen yang lebih muda.
- Inovasi Produk: Perusahaan telah meluncurkan beberapa produk baru dalam tiga tahun terakhir, seperti Esemag dan Kuku Bima Kopi Gingseng. Inovasi produk ini bertujuan untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan pangsa pasar.
- Ekspansi Digital: SIDO berencana untuk meningkatkan keberadaan digitalnya guna menjangkau lebih banyak konsumen melalui platform online. Ini penting untuk mengikuti tren perubahan perilaku konsumen yang semakin bergeser ke belanja online.
- Peningkatan Ekspor: Penjualan ekspor SIDO tumbuh signifikan, mencapai 75% dibandingkan tahun lalu. Dengan strategi ekspansi ke pasar baru dan negara baru, perusahaan berharap dapat meningkatkan kontribusi ekspor terhadap total penjualan.

Katalis Positif untuk Bisnis SIDO
- Musim Hujan: Musim hujan yang diperkirakan akan terjadi pada kuartal IV/2024 dan awal 2025 dapat meningkatkan permintaan terhadap produk jamu herbal seperti Tolak Angin. Produk ini dikenal sebagai solusi herbal untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Kesadaran Kesehatan yang Meningkat: Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan pentingnya menjaga daya tahan tubuh, produk jamu dan herbal seperti Tolak Angin diperkirakan akan terus diminati.
- Strategi Pemasaran yang Efektif: Kolaborasi dengan influencer serta kampanye pemasaran yang inovatif dapat membantu meningkatkan brand awareness dan penjualan produk.
Katalis Negatif untuk Bisnis SIDO
- Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Kenaikan PPN menjadi 12% mulai 2025 dapat menekan daya beli konsumen dan mempengaruhi permintaan produk-produk SIDO. Jika harga jual produk meningkat akibat kenaikan pajak ini, hal ini bisa mengurangi volume penjualan.
- Penurunan Daya Beli Masyarakat: Daya beli masyarakat cenderung mengalami penurunan akibat kenaikan harga kebutuhan pokok seperti makanan dan transportasi. Hal ini membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, terutama untuk produk non-esensial.
- Ketidakpastian Ekonomi Global: Ketidakpastian dalam perekonomian global dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi domestik serta daya beli masyarakat secara keseluruhan.

Proyeksi Dividen
Manajemen SIDO memberikan proyeksi bahwa dividen akan selalu dipatok di atas 95% dari laba bersih perusahaan. Untuk tahun 2024, proyeksi dividen final setelah dikurangi interim diperkirakan mencapai Rp18 per saham, memberikan dividen yield sekitar 3% jika harga saham berada di kisaran tertentu. Dengan proyeksi akumulasi interim dan final dari tahun buku 2024 dan 2025 masing-masing sebesar Rp30,35 per saham dan Rp32,62 per saham, potensi dividen yield bisa mencapai sekitar 5,18% hingga 5,57%, tergantung pada harga saham saat itu.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, prospek saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) di tahun 2025 terlihat optimis dengan target pertumbuhan pembiayaan baru yang ambisius dan rencana penerbitan obligasi untuk mendukung pendanaan. Meskipun ada tantangan dari kenaikan PPN dan ketidakpastian ekonomi global, potensi pertumbuhan bisnis melalui diversifikasi produk dan pemangkasan suku bunga menjadi katalis positif bagi perusahaan.