Value investing adalah strategi investasi saham yang berfokus pada mencari saham undervalued di bursa, yaitu saham yang harganya di pasar lebih murah daripada harga wajarnya. Artikel ini akan membahas tentang apa itu value investing, alasan pentingnya, keuntungan investasi dengan value investing, dan contoh penerapannya.
Apa itu Value Investing
Value investing adalah strategi investasi saham yang berfokus pada mencari saham-saham yang undervalued di bursa. Ini berarti mencari saham yang harganya di pasar lebih murah daripada harga wajarnya berdasarkan analisis fundamental. Harga wajar diperoleh melalui perhitungan tertentu yang mempertimbangkan berbagai faktor seperti kinerja keuangan, ekuitas, laba bersih, dan prospek jangka panjang perusahaan.
Alasan Pentingnya Value Investing
Mengabaikan Fluktuasi Pasar
Value investing mengajak investor untuk mengabaikan fluktuasi pasar jangka pendek. Pasar seringkali salah harga saham karena berbagai faktor seperti sentimen investor atau berita negatif. Dengan fokus pada harga wajar, investor value dapat menghindari pengaruh emosi dan spekulasi yang seringkali mempengaruhi keputusan investasi.
Analisis Fundamental
Value investing sangat mengandalkan analisis fundamental. Investor harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, termasuk laba, arus kas, liabilitas, dan ekuitas. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah suatu perusahaan layak untuk diinvestasikan berdasarkan kinerja keuangan dan prospek jangka panjangnya.
Margin of Safety
Membeli saham di bawah harga wajarnya memberikan margin of safety bagi investor. Ini berarti bahwa jika pasar tidak segera mengenali nilai saham tersebut, investor masih memiliki perlindungan karena membeli saham pada harga yang lebih rendah daripada harga wajarnya.

Keuntungan Investasi dengan Value Investing
Potensi Keuntungan Jangka Panjang
Value investing berorientasi jangka panjang. Dengan membeli saham pada harga yang lebih rendah daripada nilai intrinsiknya, investor memiliki potensi keuntungan jangka panjang ketika pasar akhirnya mengenali nilai sebenarnya dari saham tersebut. Selain itu dengan membeli saham di harga yang rendah dan dibawah harga wajarnya, investor juga bisa mendapatkan dividen dengan dividend yield yang lebih besar.
Mengurangi Risiko Investasi
Membeli saham yang undervalued dapat mengurangi risiko karena investor memperoleh margin of safety. Risiko yang terkait dengan investasi saham dapat diminimalkan ketika saham dibeli pada harga yang lebih rendah daripada harga wajarnya.
Investasi Berbasis Data
Value investing mengajak investor untuk fokus pada data dan fakta konkret. Ini membuat strategi ini lebih rasional dan objektif, mengurangi pengaruh emosi atau tren spekulatif dalam pengambilan keputusan investasi.
Baca juga : Mengenal Indikator Keuangan dalam Analisa Fundamental Saham
Contoh Penerapan Value Investing
Contoh Perusahaan
Salah satu contoh perusahaan yang seringkali digunakan sebagai contoh value investing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hingga beberapa tahun terakhir, BBCA telah menunjukkan kinerja keuangan yang konsisten dan solid. Pada awal tahun 2010, harga saham BBCA tercatat di kisaran Rp965 per saham. Namun ketika artikel ini ditulis, harga saham BBCA telah mencapai Rp9.125 (September 2023). Ini menunjukkan pertumbuhan saham BBCA yang signifikan, sesuai dengan nilai sebenarnya, sehingga mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang yang memuaskan.
Contoh Lain: Warren Buffett dan Benjamin Graham
Warren Buffett, salah satu investor terkenal yang menggunakan strategi value investing, seringkali digunakan sebagai contoh. Buffett membeli saham-saham seperti Coca-Cola dan American Express ketika harganya lebih rendah daripada nilai intrinsiknya. Benjamin Graham, mentor Warren Buffett, juga dikenal karena strateginya dalam mencari saham undervalued.

Kesimpulan : Apa itu Value Investing
Value investing adalah strategi investasi saham yang berorientasi jangka panjang dan berfokus pada analisis fundamental. Dengan membeli saham di bawah nilai intrinsik, investor dapat memperoleh margin of safety dan potensi keuntungan jangka panjang. Strategi ini mengandalkan analisis data dan fakta konkret, membuatnya lebih rasional dan objektif. Contoh-contoh seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan investor seperti Warren Buffett menunjukkan bagaimana value investing dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang signifikan.