PT United Tractors Tbk (UNTR) adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang alat berat dan pertambangan. Dengan kinerja keuangan yang solid dan strategi bisnis yang diversifikasi, UNTR menawarkan prospek yang menarik bagi investor. Dalam artikel ini, kita akan membahas prospek saham UNTR, termasuk analisis bisnisnya dan prospek masa depan.
1. Kinerja Keuangan dan Penjualan Alat Berat
UNTR telah menunjukkan kinerja keuangan yang stabil pada semester I 2024. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, laba bersih UNTR untuk semester I 2024 turun 15% secara tahunan menjadi Rp9,5 triliun. Namun, pencapaian laba bersih ini masih lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan konsensus analis.
Penjualan Alat Berat
Penjualan alat berat merek Komatsu merupakan sumber utama pendapatan UNTR. Hingga Juli 2024, UNTR telah menjual 2.515 unit alat berat, dengan penjualan yang turun 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan ini didominasi oleh sektor pertambangan, yang mencapai 63% dari total penjualan, diikuti oleh sektor perkebunan (14%), konstruksi (13%), dan kehutanan (10%).
2. Strategi Diversifikasi Bisnis
UNTR tidak hanya fokus pada penjualan alat berat tetapi juga melakukan diversifikasi bisnis untuk mengurangi ketergantungan pada satu sektor.
Bisnis Pertambangan
UNTR telah memperluas portofolio bisnisnya ke sektor pertambangan, termasuk akuisisi perusahaan tambang nikel dan emas. Pada Agustus 2023, UNTR mengakuisisi PT Anugerah Surya Pacific Resources dengan nilai transaksi US$104,91 juta. Ini menunjukkan komitmen UNTR dalam memperkuat posisinya di industri pertambangan.
Bisnis Energi Terbarukan
UNTR juga berinvestasi dalam energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal). Pada Agustus 2023, UNTR mengakuisisi 40,47% saham di PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai US$42,32 juta. Ini merupakan langkah strategis untuk memperluas bisnis ke sektor energi terbarukan.

3. Prospek Penjualan Alat Berat
Target Penjualan
UNTR telah menaikkan target penjualan alat berat merek Komatsu menjadi 4.500 unit untuk tahun 2024, naik dari target sebelumnya 4.000 unit. Hingga Juli 2024, UNTR telah menjual 2.515 unit alat berat, dengan harapan penjualan akan meningkat pada sisa tahun 2024.
Market Share
UNTR mempertahankan market share yang kuat di pasar alat berat. Hingga Juli 2024, market share Komatsu mencapai 28%, menunjukkan posisi dominan UNTR di industri ini.
4. Segmen Bisnis
Kontraktor Pertambangan
Segment Mining Contracting, yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara, menunjukkan kinerja yang baik dengan peningkatan 11% dalam pendapatan. Ini didorong oleh peningkatan kontrak pertambangan dan aktivitas operasional yang efisien.
Tambang Emas & Mineral
Segment Gold & Other Mineral Mining juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan peningkatan 57% dalam pendapatan, didorong oleh volume penjualan emas yang lebih tinggi dan harga jual rata-rata yang lebih baik.
Mesin Konstruksi
Meskipun segment Construction Machinery mengalami penurunan 8% dalam pendapatan, terutama karena penurunan 24% dalam penjualan alat berat Komatsu, UNTR tetap optimis dengan potensi peningkatan dari sektor non-komoditas seperti konstruksi.
5. Prospek Saham UNTR di Masa Depan
Diversifikasi Bisnis
UNTR berencana untuk memperkuat bisnis mineral dan energi terbarukan sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis pada 2024. Direktur Utama UNTR, Frans Kesuma, mengatakan bahwa perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi jika menguntungkan dan feasible bagi perusahaan.
Investasi di Energi Terbarukan
UNTR terus fokus pada pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dan potensi lainnya. Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat.
Baca juga : Prospek Saham Energi Terbarukan di Indonesia
6. Analisis SWOT
Kekuatan
- Market Share yang Kuat: UNTR mempertahankan market share yang kuat di pasar alat berat dengan market share Komatsu sebesar 28% hingga Juli 2024.
- Diversifikasi Bisnis: UNTR telah memperluas bisnisnya ke sektor pertambangan, energi terbarukan, dan kontrak pertambangan, mengurangi ketergantungan pada satu sektor.
Kelemahan
- Ketergantungan pada Penjualan Alat Berat: Kinerja UNTR masih sangat dipengaruhi oleh penjualan alat berat, yang dapat terkena dampak dari volatilitas pasar.
- Penurunan Penjualan Alat Berat: Penjualan alat berat merek Komatsu turun 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mempengaruhi pendapatan UNTR.
Peluang
- Peningkatan Permintaan Alat Berat: Dengan pemulihan ekonomi global, permintaan alat berat diharapkan akan meningkat, terutama dari sektor pertambangan dan konstruksi.
- Ekspansi ke Energi Terbarukan: Inisiatif UNTR dalam mengembangkan energi terbarukan membuka peluang baru untuk pertumbuhan jangka panjang.
Ancaman
- Regulasi Global terhadap Pertambangan: Tekanan global untuk mengurangi penggunaan batubara dan material tambang lainnya dapat mempengaruhi kinerja UNTR.
- Volatilitas Harga Komoditas: Harga komoditas yang volatil dapat mempengaruhi kinerja keuangan UNTR.

7. Kesimpulan : Prospek Saham UNTR
UNTR menawarkan prospek yang menarik dengan kinerja keuangan yang stabil dan strategi diversifikasi bisnis yang kuat. Dengan peningkatan target penjualan alat berat, diversifikasi bisnis ke sektor pertambangan dan energi terbarukan, serta komitmen terhadap praktek ESG (Environmental, Social, and Governance), UNTR berada di posisi strategis untuk memanfaatkan peluang di pasar global. Namun, investor perlu waspada terhadap risiko yang terkait dengan volatilitas pasar dan regulasi global.